Pemandian Kalitaman

Nostalgia Salatiga: Pemandian Kalitaman Pernah untuk Lomba PON I

SALATIGA – Seperti yang tertulis di berbagai literatur sejarah, sejak berdirinya pemerintahan kotapraja (gemeente) pada 1927, sejumlah fasilitas dibangun di Kota Salatiga. Tak hanya fasilitas pemerintahan dan umum, fasilitas hiburan pun tak luput diperhatikan. Salah satunya adalah sarana pemandian yang berada di Kalitaman, yang berada tak jauh dari kediaman assistent resident yang dibangun sekitar 1928. Warga saat itu menyebutnya dengan Badplaats Kalitaman.

Dalam buku Salatiga Sketsa Kota Lama karangan Eddy Supangkat, fasilitas pemandian Kalitaman di era tersebut terbilang cukup mewah. Namun tak semua warga Salatiga bisa menikmatinya. Pemandian tersebut hanya diperuntukkan bagi warga kulit putih. Karena alasan itu, sebagian warga lantas menyebut pemandian Kalitaman dengan pemandian Kaligedong.

Pemandian berukuran 20 x 15 meter di masa lalu dikenal dengan kesegaran airnya. Khusus laki-laki berada di sebelah utara pemandian, sedangkan kaum perempuan di sebelah selatan. Dari situlah, muncul penyebutan Kali Lanang dan Kali Wedok.

Air yang mengalir ke utara pemandian memunculkan sebuah kubangan yang mirip telaga. Lambat laun debitnya semakin banyak. Salah satu warga setempat lantas berinisiatif menyediakan gethek yang disewakan bagi orang-orang yang ingin berwisata air. Akhirnya orang menyebutnya dengan Kali Gethek.

Sumber Air
Namun sayang, lokasi tersebut kini tak dapat ditemui lagi. Saat ini di lokasi tersebut terdapat fasilitas milik PDAM Kota Salatiga. Sebab, sejak 2005 mata air di Kalitaman menjadi salah satu sumber pengadaan air bersih bagi warga kota.

Suyono (53), warga Mrican mengaku saat kecil sering mandi di pemandian tersebut. Kendati tak mengalami masa kolonial, saat dirinya kecil Kalitaman menjadi satu-satunya tempat rekreasi warga. Bersama teman-teman kecilnya, Suyono mengaku kerap mbrobos saat hendak berenang di Kalitaman. Suyono yang saat ini menjadi koordinator pengelolan pemandian mengatakan, pada 1974 lokasi pemandian direnovasi. Di lokasi pemandian dibangun tembok keliling.

Di masa lalu, keberadaan pemandian Kalitaman tak hanya dikenal oleh warga di Kota Salatiga, namun juga di daerah-daerah lain. Tak heran saat Solo ditunjuk sebagai tuan rumah PON I pada 1948, Kalitaman dipilih untuk tempat menggelar pertandingan cabang renang. Hingga saat ini, turis Belanda yang berusia lanjut kerap datang berkunjung ke Kalitaman. (Dian Chandra-64)

Sumber: Suara Merdeka, Senin Pon, 19 Mei 2014, halaman 30